PUISI JALIL MAULANA, SUMENEP
PUISI JALIL MAULANA, SUMENEP
Untuk memberi Ruang Publik. Rubrik BUDAYA KoranPurworejo.Com menerima tulisan karya yang relevan, seperti Puisi, Cerpen, Laporan Diskusi, Ulasan pentas dan sejenisnya. Akan dimuat disetiap hari Minggu.Rubrik ini digawangi Penyair dan Essays Sumanang Tirtasujana.
Tik.
Bagaimana kau akan mengerti
jika kata-kataku kau penggal sebelum selesai
kau selalu salah memutuskan
aku letih sendiri mendengar ucapanmu
Tuhan adakah sisa kesabaran untukku?
Tik.
sampai kapan kau akan berhenti
dengan alasan-alasan tidak jelas
sekaligus membuat pikiranmu sempit
bahkan bisa terhimpit
karena kebiasaanmu
selalu begitu tetapi tidak begini
Tik.
kau selalu salah mendengar
padahal telingamu masih lumayan baik
ketimbang kuping koruptor
tapi mengapa kau terlalu sulit
membedakan
antara pendapat dan keputusan
Yogyakarta 2018
KEPERGIAN
Aku masih mendengar suara nafasmu
disaat matahari merebahkan dirinya diranjang
bunga-bunga menabur keharuman sepanjang jalan
mengiringi kepergianmu.
Sungai-sungai yang mengalir deras
juga ingin mengantarkanmu dengan tenang
selamat jalan kekasihku
semoga kita di pertemukan
rindu
Yogyakarta 2018
PUSISI UNTUK ARSIL
;catatan sore
Jangan bertanya soal masa depan
sebab aku bukan Tuhanmu
yang bisa merencanakan
masa depan itu.
Bersiaplah dirimu menuju masadepan itu
tetapi itu bukan bukit atau gunung
bersiaplah untuk berjalan
sebab disitu bukan hanya duri,
pecahan gelas kaca, dan binatang buas
sekalipun
Hanya kesabaranmu membawa
ke ujung harapan.
Yogyakarta 2018
AIR MATAMU
:kepada Milfa
Air matamu milfa
telah membasahi sepanjang jalanku
kau sengaja menyisakan pada lubang-lubang
kecil, biar aku terjatuh, dan terluka
karena air matamu.
Jalan-jalan licin
banyak orang takut keluar rumah
pengemis, pemulung sekalipun meliburkan diri
sebab ia takut terjerumus dalam lukamu
Air matamu lebih menyakitkan
ketimbang air hujan yang membuatku menggigil
akan tetapi air matamu
justru mematikan segala rasa rindu.
Daun-daun gugur
karena tetesan air matamu
sungai-sungai berhenti mengalir
sebab air matamu yang menutupi
segala sumber mata air
Milfa.
air matamu yang mengalir
benar-benar menumpas segala rasaku
Yogyakarta 2018
HUJAN
Jadilah hujan yang selalu menuntaskan
segala rindunya pada dunia
Mengalirlah ke akar pohon
dan bunga-bunga di taman rumahku
atau mengalirlah sampai keujung kali
menghijaukan segala lumut
Tuhan !
itu yang kuminta dalam do’a
biar kekasihku
seperti hujan selalu memberi kehidupan
Yogyakarta, 2018
Djaliel Maulana lahir di sumenep madura, mahasiswa jurusan filsafat Agama di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktif di TEATER ESKA,sekaligus anggota diskusi raboan, dan Bergiat di Sanggar Bambu Yogyakarta.
Tidak ada komentar