SAJAK SAJAK SRI KAWAN JIAPRI, PURWOREJO.
SAJAK SAJAK
SRI KAWAN JIAPRI, PURWOREJO.
MENGGENGGAM CINTA
Rona wajah terkurung kabut Samar
Mengerat kalbu
Mencipta sejuta rasa
Namun hanya terucap mulut terkunci
Rona wajah sembunyi rajut kapas putih
Bersinar menghunjam kalbu
Melambung angan ke pintu-pintu cinta
Mencipta asmara
Rona wajah dibalik punggung
Melontarkan bola mata
Tepat menembus dada
Terpatri rapi di dunia romantika
Syahdu mengharu biru
Kata hanya terucap dalam hati
Ungkap jiwa hanya terkulum
Walau gelisah mendera
Karena aku bukan siapa-siapa
Hanya penantian dimusim yang tak pasti
Kugenggam cinta
Sampai pantas
Purworejo, 2/ 6 / 2017.
RUMAH BIRU
Sudahkah ku hitung waktuku
Seberapa kuantitas
Sudahkah ku masuki rumah biru
Seberapa kualitatas
Rumah biruku hadir disetiap kelasku
Mewarnai sudut pandang
Mawas meluas
Meraih segala inspirasi
membuatku meninggalkan kebiasaan lamaku
Menghambur-hamburkan waktu
Waktu adalah ilmu
Membaca jadilah budaya
Rumah biru
Membedah ilmu
Mencipta generasi unggul prestasi
Mengukir karakter
Luhur dalam budi pekerti
Rumah biru rumah cerdas
Menjanjikan segalanya
Mendukung cita-cita pancasila
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Menuju Indonesia Raya
Grobogan , 3 10. 17.
AYAH
Ku pikir kau masih akan datang padaku
Untuk mengembalikan masa kecilku
Bermanja-manja diantarasaudara–saudara penuh cinta
Ternyata hanya fakta murgana
Engkau telah pergi untuk selamanya ternyata
Membawa luka yang kucipta juga
Pabila ada kata yang dapat kuungkap
Satu kata saja Maaf....
Karena aku belum membuatmu bahagia
Waktu telah pupus
Kesempatanpun hangus tertelan kesibukan zaman
Engkau takkan lagi pulang...
Masih terasa jelas kerasnya telapak tanganmu
Penggenggam cangkul sabit demi menghidupiku
Yang ku tahu kau selalu perkasa
Memperjuangkan hidup ini
Bahkan sampai tutup matapun
Kau enggan merepotkan kami
Ayah....
Tetapi mengapa kau pergi tiba-tiba
Tanpa segelintir kata
Aku kini sendiri ayah...
Menanggung beban hidup ini
Aku sering lelah
Mana tangan mu yang dulu sering membelaiku dikala aku sakit
Menopangku ketika aku terjatuh
Aku rindu ayah....
Kau tak lagi memelukku seperti dulu
Membela dan memperjuangkan hidupku
Selamat jalan pahlawanku
Purworejo 13. 11.2017.
AKU DAN KAU SAHABATKU
Kita berjalan bersama di tengah angin
Bergandeng tangan di lorong kosong
Berpelukan ditengah deru ombak
Badai kecil dan dahsyat sekalipun
Lukisan wajahmu selalu bergelantungan
Di dinding-dinding hatiku
Membekukan rasa rindu
Melambungkan hasrat ingin dekat
Untaian namamu indah
Mengiang di telinga
Meredakan angan gundah gulana
Mengusir sepi
Tiada waktu tak merindumu
Kehadiranmu menyibak duka nestapa
Walau hanya sekejap mata
Memandangmu sungguh bahagia
Bersandar dipunggungmu melepas kesedihanku
Berada dipelukmu melupakan penyesalanku
Menggayutkan lengan dipundakmu selesai problematikaku
Hari-hariku adalah tentang dirimu
Purworejo 2 .12 2017.
KARAKTER YANG BERARTI
Penjelajah bumi segala belah
Penyisir sejarah sepanjang zaman
Ratusan buku terbaca
Penelan ilmu paras intelektual
Takkan bermakna dikala rapuh mental
Kau tembus segala eksata
Pemuja teknologi dan harta
Pemilik seluruh dunia
Peraih sejuta mimpi
Tak berarti ketika tabiat buruk
Lihat dirimu
Siapa...dimana.
Pemuja swarga atau dunia fana
Hanya melogika ataukah juga rasa
Bagaimanakah engkau terhadap sesama
Jujur ajur ataukah kedudukan luhur
Membangun pribadi menjadi yang tinggi
Bukan merasa tertinggi
Membangun karakter pribadi
Inilah hidup yang sungguh berarti dan bernilai tinggi
Mranti, 23. 1.2018.
SEPI
Ketika adan menggema
Ketakutan mulai mencekam
Seakan waktu kan habis malam ini
Esok takkan ada lagi
Suara binatang malam
Mengundang sepi
Kicau burung habis terlanda malam
Suasana lengang terbuai mimpi
Ternyata aku hanya sendiri
Menyusuri malam hampa
Senyap sepi gelap pekat
Dengar hatiku terkurung sunyi
Mranti, 28. 1.2017.
CINTA LAMA
Sudah berapa lama tidak jumpa
Itu yang terlontar dimulutmu
Ketika suatu saat kita bertemu
Seakan jantungku berenti sejenak
Kau menatapku dengan tatapan yang masih sama
Menghunjam dada tembus ke jantung
Mengembalikan angan ke mas-masa silam
Ke masa-masa penuh mimpi
Mungkinkah cinta lama masih ada
Kerinduan itu masih ada hingga kini
Rindu goresan tanganmu yang indah
Penuh kata romantika
Kata orang kau penuh cinta dulu
Dan memang kurasa
Kini kemanakah cinta
Mungkinkah tersisa...
Purworejo. 2. 2. 2018.
T E K A D
Rawe – rawe rantas
malang –malang putung
Semboyanmu membakar semangat
Pikul senjata membela kebenaran
Mempertahankan tumpah darah
Enggan sejengkal pun mundur
Dari tanah yang kau injak
Disinilah darahmu tertumpah
Disini jugalah kan kau jaga
Merah putihmu
Kau tumpuk keberanianmu
Menggenggam tekat
Menumpas maksiat
Hidup Negeriku !
Mranti, 5. 2.2018.
Biografi.
SRI KAWAN JIAPRI, PURWOREJO.
- Untuk memberi Ruang Publik. Rubrik BUDAYA KoranPurworejo.Com menerima tulisan karya yang relevan, seperti Puisi, Cerpen, Laporan Diskusi, Ulasan pentas dan sejenisnya. Akan dimuat disetiap hari Minggu.Rubrik ini digawangi Penyair dan Essays Sumanang Tirtasujana.
MENGGENGGAM CINTA
Rona wajah terkurung kabut Samar
Mengerat kalbu
Mencipta sejuta rasa
Namun hanya terucap mulut terkunci
Rona wajah sembunyi rajut kapas putih
Bersinar menghunjam kalbu
Melambung angan ke pintu-pintu cinta
Mencipta asmara
Rona wajah dibalik punggung
Melontarkan bola mata
Tepat menembus dada
Terpatri rapi di dunia romantika
Syahdu mengharu biru
Kata hanya terucap dalam hati
Ungkap jiwa hanya terkulum
Walau gelisah mendera
Karena aku bukan siapa-siapa
Hanya penantian dimusim yang tak pasti
Kugenggam cinta
Sampai pantas
Purworejo, 2/ 6 / 2017.
RUMAH BIRU
Sudahkah ku hitung waktuku
Seberapa kuantitas
Sudahkah ku masuki rumah biru
Seberapa kualitatas
Rumah biruku hadir disetiap kelasku
Mewarnai sudut pandang
Mawas meluas
Meraih segala inspirasi
membuatku meninggalkan kebiasaan lamaku
Menghambur-hamburkan waktu
Waktu adalah ilmu
Membaca jadilah budaya
Rumah biru
Membedah ilmu
Mencipta generasi unggul prestasi
Mengukir karakter
Luhur dalam budi pekerti
Rumah biru rumah cerdas
Menjanjikan segalanya
Mendukung cita-cita pancasila
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Menuju Indonesia Raya
Grobogan , 3 10. 17.
AYAH
Ku pikir kau masih akan datang padaku
Untuk mengembalikan masa kecilku
Bermanja-manja diantarasaudara–saudara penuh cinta
Ternyata hanya fakta murgana
Engkau telah pergi untuk selamanya ternyata
Membawa luka yang kucipta juga
Pabila ada kata yang dapat kuungkap
Satu kata saja Maaf....
Karena aku belum membuatmu bahagia
Waktu telah pupus
Kesempatanpun hangus tertelan kesibukan zaman
Engkau takkan lagi pulang...
Masih terasa jelas kerasnya telapak tanganmu
Penggenggam cangkul sabit demi menghidupiku
Yang ku tahu kau selalu perkasa
Memperjuangkan hidup ini
Bahkan sampai tutup matapun
Kau enggan merepotkan kami
Ayah....
Tetapi mengapa kau pergi tiba-tiba
Tanpa segelintir kata
Aku kini sendiri ayah...
Menanggung beban hidup ini
Aku sering lelah
Mana tangan mu yang dulu sering membelaiku dikala aku sakit
Menopangku ketika aku terjatuh
Aku rindu ayah....
Kau tak lagi memelukku seperti dulu
Membela dan memperjuangkan hidupku
Selamat jalan pahlawanku
Purworejo 13. 11.2017.
AKU DAN KAU SAHABATKU
Kita berjalan bersama di tengah angin
Bergandeng tangan di lorong kosong
Berpelukan ditengah deru ombak
Badai kecil dan dahsyat sekalipun
Lukisan wajahmu selalu bergelantungan
Di dinding-dinding hatiku
Membekukan rasa rindu
Melambungkan hasrat ingin dekat
Untaian namamu indah
Mengiang di telinga
Meredakan angan gundah gulana
Mengusir sepi
Tiada waktu tak merindumu
Kehadiranmu menyibak duka nestapa
Walau hanya sekejap mata
Memandangmu sungguh bahagia
Bersandar dipunggungmu melepas kesedihanku
Berada dipelukmu melupakan penyesalanku
Menggayutkan lengan dipundakmu selesai problematikaku
Hari-hariku adalah tentang dirimu
Purworejo 2 .12 2017.
KARAKTER YANG BERARTI
Penjelajah bumi segala belah
Penyisir sejarah sepanjang zaman
Ratusan buku terbaca
Penelan ilmu paras intelektual
Takkan bermakna dikala rapuh mental
Kau tembus segala eksata
Pemuja teknologi dan harta
Pemilik seluruh dunia
Peraih sejuta mimpi
Tak berarti ketika tabiat buruk
Lihat dirimu
Siapa...dimana.
Pemuja swarga atau dunia fana
Hanya melogika ataukah juga rasa
Bagaimanakah engkau terhadap sesama
Jujur ajur ataukah kedudukan luhur
Membangun pribadi menjadi yang tinggi
Bukan merasa tertinggi
Membangun karakter pribadi
Inilah hidup yang sungguh berarti dan bernilai tinggi
Mranti, 23. 1.2018.
SEPI
Ketika adan menggema
Ketakutan mulai mencekam
Seakan waktu kan habis malam ini
Esok takkan ada lagi
Suara binatang malam
Mengundang sepi
Kicau burung habis terlanda malam
Suasana lengang terbuai mimpi
Ternyata aku hanya sendiri
Menyusuri malam hampa
Senyap sepi gelap pekat
Dengar hatiku terkurung sunyi
Mranti, 28. 1.2017.
CINTA LAMA
Sudah berapa lama tidak jumpa
Itu yang terlontar dimulutmu
Ketika suatu saat kita bertemu
Seakan jantungku berenti sejenak
Kau menatapku dengan tatapan yang masih sama
Menghunjam dada tembus ke jantung
Mengembalikan angan ke mas-masa silam
Ke masa-masa penuh mimpi
Mungkinkah cinta lama masih ada
Kerinduan itu masih ada hingga kini
Rindu goresan tanganmu yang indah
Penuh kata romantika
Kata orang kau penuh cinta dulu
Dan memang kurasa
Kini kemanakah cinta
Mungkinkah tersisa...
Purworejo. 2. 2. 2018.
T E K A D
Rawe – rawe rantas
malang –malang putung
Semboyanmu membakar semangat
Pikul senjata membela kebenaran
Mempertahankan tumpah darah
Enggan sejengkal pun mundur
Dari tanah yang kau injak
Disinilah darahmu tertumpah
Disini jugalah kan kau jaga
Merah putihmu
Kau tumpuk keberanianmu
Menggenggam tekat
Menumpas maksiat
Hidup Negeriku !
Mranti, 5. 2.2018.
Biografi.
Sri Kawan Jiapri, Lahir di Grobogan, 1 April 1972. Mencintai puisi sejak masa SMP. Sekarang tinggal di Desa Meranti Rt3 Rw3, Kecamatan Purworejo , Kab Purworejo. Ia seorang PNS mengajar di SD Purworejo.
Sri juga aktif sebagai penggiat Seni di lingkungannya. Memiliki grup musik bambu " Langen Mas", sering pentas di berbagai daerah.
Puisinya pernah dibacakan di beberapa radio. Serta dimuat di majalah Kampus saat ia kuliah.
Tidak ada komentar