MERTI DESA KELURAHAN PURWOREJO. DIWARNAI KIRAB BUDAYA.
MERTI DESA KELURAHAN PURWOREJO. DIWARNAI KIRAB BUDAYA.
PURWOREJO ( Koranpurworejo.com)—
Merti Desa adalah salah satu acara adat budaya yang sudah dilakukan turun-menurun dari nenek moyang hingga sampai saat ini, hal ini juga di lakukan oleh warga Kelurahan Purworejo, Jawa Tengah.
Merti Desa kali ini mulai dikembangkan dengan kemasan lebih menarik namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai adat budaya yang ada. Dimana Kelurahan Purworejo pada tahun 2018 menyelenggarakannya dengan berbagai rangkaian kegiatan yang sudah di awali dengan Pengajian Akbar di Halaman Kelurahan pada Senin malam, (16/4) dengan pembicara Ustadz KH Ahmad Abdul Haq dari Kalimiru, Kec.Bayan. Hal ini semua dilakukan dalam rangka mengemas dan menangkap peluang gegap gempita Romansa 2020 Kabupaten Purworejo
Lurah Purworejo Drs Hartono , MM ketika ditemui wartawan koranpurworejo.com mengatakan bahwa, pada tahun ini panitia inginkan sesuatu yang berbeda. Kegiatan kirab ini adalah awal atau pertama yang diselenggarakan di Kelurahan Purworejo, yang secara filosofi diharapkan menjadi wahana mempersatukan dan mempererat tali silaturahim pada setiap warga di Kelurahan Purworejo, sehingga semua warga merasa saling memiliki (Rasa Handarbeni).
Rangkaian acara yang sudah dilaksanakan seperti pengajian dan akan di lanjut pada hari kamis sore besok (19/4) ziarah ke makam kyai Brengkel, yang diikuti oleh Pegawai kelurahan, Tokoh Agama, dan para tokoh masyarakat(Ketua RW/RT) dan dilanjut hari jum’at pagi di makam Nyai Laos dan makam Pangeran Hidayat dan sorenya kenduri agung di halaman Kelurahan Purworejo dan pada puncak Merti Desa pada hari Sabtu tanggal 21 April 2018 adalah Kirab Tumpeng Agung dan Pareden Ageng yang diikuti 18 Rw Se-Kelurahan Purworejo.
“ Bentuk acara Kirab Budaya adalah mengangkat potensi tiap Rw yang ada, yang dimulai pukul 13.00 siang dari Alun-alun besar Purworejo terus ke timur sampai Bank Jateng lalu keutara Perempatan MicyMouse ,belok ke kiri hotel Intan dan terus belok ke kanan menuju Kelurahan Purworejo,” Rencana kirab diawali dengan Upacara Adat dilanjutkan pemberangkatan yang dipimpin oleh Bupati Purworejo Agus Bastian , SE, MM dengan prosesi pecah kendi dan melepas burung Merpati.
Kurang lebih 13.500 jiwa warga Kelurahan Purworejo bakal padati sepanjang jalan yang dilewati Kirap Agung dan mungkin mengakibatkan kemacetan .
“ Sesampai dihalaman Kelurahan Kirab Agung yang membawa gunungan Tumpeng dan hasil bumi akan di doakan oleh Kyai & Tokoh Agama dan usai itu diberikan kepada masyarakat,” Tandas Hartono.
Dan dilanjutkan malam harinya sebagai puncak acara diadakan Tayub dari Sanggar Seni “ TRESNO LARAS “ dari Desa Sumber Agung Kecamatan Grabagyang akan dimulai jam 20.00 wib s.d selesai.
(MAS)
PURWOREJO ( Koranpurworejo.com)—
Merti Desa adalah salah satu acara adat budaya yang sudah dilakukan turun-menurun dari nenek moyang hingga sampai saat ini, hal ini juga di lakukan oleh warga Kelurahan Purworejo, Jawa Tengah.
Merti Desa kali ini mulai dikembangkan dengan kemasan lebih menarik namun tetap tidak meninggalkan nilai-nilai adat budaya yang ada. Dimana Kelurahan Purworejo pada tahun 2018 menyelenggarakannya dengan berbagai rangkaian kegiatan yang sudah di awali dengan Pengajian Akbar di Halaman Kelurahan pada Senin malam, (16/4) dengan pembicara Ustadz KH Ahmad Abdul Haq dari Kalimiru, Kec.Bayan. Hal ini semua dilakukan dalam rangka mengemas dan menangkap peluang gegap gempita Romansa 2020 Kabupaten Purworejo
Lurah Purworejo Drs Hartono , MM ketika ditemui wartawan koranpurworejo.com mengatakan bahwa, pada tahun ini panitia inginkan sesuatu yang berbeda. Kegiatan kirab ini adalah awal atau pertama yang diselenggarakan di Kelurahan Purworejo, yang secara filosofi diharapkan menjadi wahana mempersatukan dan mempererat tali silaturahim pada setiap warga di Kelurahan Purworejo, sehingga semua warga merasa saling memiliki (Rasa Handarbeni).
Kemeriahan kirab budaya kampung pandekluwih kelurahan Purworejo (foto mas)
Rangkaian acara yang sudah dilaksanakan seperti pengajian dan akan di lanjut pada hari kamis sore besok (19/4) ziarah ke makam kyai Brengkel, yang diikuti oleh Pegawai kelurahan, Tokoh Agama, dan para tokoh masyarakat(Ketua RW/RT) dan dilanjut hari jum’at pagi di makam Nyai Laos dan makam Pangeran Hidayat dan sorenya kenduri agung di halaman Kelurahan Purworejo dan pada puncak Merti Desa pada hari Sabtu tanggal 21 April 2018 adalah Kirab Tumpeng Agung dan Pareden Ageng yang diikuti 18 Rw Se-Kelurahan Purworejo.
“ Bentuk acara Kirab Budaya adalah mengangkat potensi tiap Rw yang ada, yang dimulai pukul 13.00 siang dari Alun-alun besar Purworejo terus ke timur sampai Bank Jateng lalu keutara Perempatan MicyMouse ,belok ke kiri hotel Intan dan terus belok ke kanan menuju Kelurahan Purworejo,” Rencana kirab diawali dengan Upacara Adat dilanjutkan pemberangkatan yang dipimpin oleh Bupati Purworejo Agus Bastian , SE, MM dengan prosesi pecah kendi dan melepas burung Merpati.
Kurang lebih 13.500 jiwa warga Kelurahan Purworejo bakal padati sepanjang jalan yang dilewati Kirap Agung dan mungkin mengakibatkan kemacetan .
“ Sesampai dihalaman Kelurahan Kirab Agung yang membawa gunungan Tumpeng dan hasil bumi akan di doakan oleh Kyai & Tokoh Agama dan usai itu diberikan kepada masyarakat,” Tandas Hartono.
Dan dilanjutkan malam harinya sebagai puncak acara diadakan Tayub dari Sanggar Seni “ TRESNO LARAS “ dari Desa Sumber Agung Kecamatan Grabagyang akan dimulai jam 20.00 wib s.d selesai.
(MAS)
sayang banyak yg sesuai budaya pordjo..kenapa harus spt orang irian.
BalasHapus