SAJAK SAJAK AGUSTINA THAMRIN -- Banjarbaru Banjarmasin.
SAJAK SAJAK AGUSTINA THAMRIN -- Banjarbaru Banjarmasin.
Untuk memberi Ruang Publik. Rubrik BUDAYA KoranPurworejo.Com menerima tulisan karya yang relevan, seperti Puisi, Cerpen, Laporan Diskusi, Ulasan pentas dan sejenisnya. Akan dimuat disetiap hari Minggu. Rubrik ini digawangi Penyair dan Essays Sumanang Tirtasujana.
MANTRA MALAM
Tujuh tanah di dasar rupa
tujuh kaliwang yang menjerat tali baki
panggilkan padaku menara bunyi, panggil burung-burung walet meneteskan liurnya
Serapi malam di dasar doa
memulang ke mentari dalam cahaya
panggilkan padaku sedekah bumi
di rimbun ladang, di persawahan menghijau
Lelakiku
telah kusiapkan tilam
dengan taburan melati dan sedap malam
untuk mengurai segala harap yang muncul dari sudut senyap.
Agustina Thamrin
Bjb, 11/01/17
CAP BIBIR DI CANGKIR KOPI
Masih tersisa bibirku di cangkir kopi
di meja saat malam kering
juga jejak bibirmu
yang baru saja melangkah
Malam gemuruh
bilik mengaduh
secangkir kopi
tak lagi tersisa
kecuali cap bibir
seperti mengenal
ingin menulis kisah
malam gelisah
Pada secangkir kopi
masih ada seonggok bibir
yang kelak jadi cerita
untuk berulang
dan bersulang
Agustina Thamrin
Banjarbaru, 2017
MENYANJUNG FAJAR
Biru langitmu menghias malam
tanpa bintang pun kau bilang indah
malam itu
Begitu cantik kau puji bidadari
begitu mempesona kau coba sunting rembukan
hingga berlalu fajar menjelang
Kau tinggalkan malam dengan melenggang
seolah tak kau kenali bintang
tak lagi kau pedulikan bulan
yang kau sanjung
yang kau puji
seolah tak bertepi
Kau tinggalkan malam
kau campakkan bulan
kau lupakan bintang
Dan kau cumbui fajar
yang tidak kau sadari
sebentar kemudian
akan membakarmu usang
Dan kau adalah yang terbuang
Agustina Thamrin
Banjarbaru, 2017
MALAM BISU
Malam hening
dingin menggelayut
usai hujan sore
dan malam makin kelam
lalu kepak burung burung malam
kalong kalong bergelantungan di dahan pohonan menanti mangsa
Aku diam dalam gigil
malam kian bisu
rembulan malu malu
hanya mengintip di balik awan
yang mencumbunya
Dengan hangat
malam kian pekat
Tapi aku menunggu
kau datang - ruang lengang
ingin pula dicumbu
bukan sebagai mangsa
bagi malam kelam
bulan malu malu
menatap sunyiku
Tak ada lagi kata kata
aku dicuri suara
Agustina Thamrin
Kupang, 2017
Ooo... MERATUS
( Agustina Thamrin )
Tak kubiarkan kapak menari dihutanmu
Tak kubiarkan gergaji memotong urat nadimu
Tak kubiarkan mesin-mesin mengepung lereng hijaumu
Aku menjagamu
Ooo Meratus tanah Leluhur
Nyanyian dewa-dewa
Aku datang bersama ruhmu
Memanggul keadilan yang tercabik-cabik
Mandauku sudah nekat
Menimpas bengis amuk marah berdarah-darah
Awas, tidak juga kau para bandit para pencuri sawah ladang. Genderuwo pemakan tanah pemakan getah.
#Banjarbaru_2017
Agustina Thamrin ( Gustine Bujanadi ) lahir di Banjarbaru, 28 Agustus
Hobby berkesenian sejak usia 5 tahun,
Karya puisi dimuat di bbrp media cetak daerah.
Juga tergabung dalam Antologi puisi bersama, Al. Negeri Laut, Negeri Awan, Negeri Bahari, PMK, Memo Wakil Rakyat, Senja Bersastra di Malioboro. Antologi puisi tunggal berjudul "MEMBELAH DADA BANJARBARU"
Tidak ada komentar