Petani Bakal Bisa Tanam Padi , Bendung Darurat Berhasil Mengalirkan Air
Bendung darurat berhasil membelokkan air untuk irigasi.
PITURUH (KoranPurworejo)
Setelah tiang tiang kayu dipancang lalu dibujurkan 4000 bambu serta timbunan kandi krokos batu. Tepat di area ambrolnya Bendung Kedunggupit Wetan sepanjang 27 meter dari 94 meter, di Desa Kalikotes Kec. Pituruh Purworejo.Kini air mulai naik dan bisa mengalir ke saluran irigasi Selis sungai Kedunggupit Wetan.
Sebagaimana diberitakan KoranPurworejo Edisi 5 Jan 2020, ada 1129 Ha sawah tidak bisa ditanami pada musim tanam ke 1, dikarenakan bendungnya ambrol. Kini ada harapan bakal bisa ditanami.
Rasa haru, mewarnai kegembiraan para petani. Sorak sorai dilokasi bendung darurat.
Atmo Sagino 70 th warga Krajan bahkan sujud syukur ke tanah. Seraya mengungkapkan kegembiraannya. Karens air bisa mengalir ke irigasi.
![]() |
Para petani mulai senang |
Upaya Camat Pituruh Yudhi Agung Priyanto. SSTP mengumpulkan Kepala Desa terdampak Ambrolnya Bendung Kedunggupit Wetan, akhirnya membuahkan hasil.
Hari ini Jum'at 10 /1/2020 air Sungai Besar Kedunggupit mulai naik dibetnya dan bisa naik mengalir ke Selis Kedunggupit Wetan ,untuk dibagi ke irigasi beberapa desa.
![]() |
Air mulai ngalir di irigasi membawa onggokan sampah. |
Camat Pituruh saat ditemui di kantornya , Kamis menjelaskan.
" Awalnya, para lurah terdampak saya kumpulkan. Beserta instansi terkait. Juga instansi Probolo ( Progo Bogowonto Lukulo ), lalu kita berembug mencari solusi.
Lahirlah kesepakatan Bendung yang ambrol, dibendung darurat dengan ribuan bambu atau kayu. Lalu bakal diisi krokos. Hal tersebut atas saran tim ahli dari tenaga teknis Probolo. Dipimpin Pak Ngadiman yang ditunjuk dari Tim Propinsi langsung, urai Camat Yudhi
" Setelah itu para Kades berurun bambu masing masing 200 batang. Diperkiran Ngadiman menghabisksn bambu 4000 an batang. Atau dengan kayu dan lainnya diperkirakan habis Rp.50 juta.
![]() |
Rakyat dan Polisi dan TNI gotong royong saling menguatkan |
Dipimpin instruktur tenaga teknis, Ngadiman ahli sungai dari Probolo. , Bendung darurat pun dikerjakan gotong royong dalam sepekan.
Melibatkan ratusan orang dari berbagai desa. Serta melibatkan TNI dan Polri
Dengan memancang tiang kayu, menata bambu melintang, serta mengisi ribuan kandi dengan kerokos untuk membendung
bendung yang ambrol.
![]() |
Air sudah mulai mengalir ke irigasi Menjadi impian para petani. |
Dari pantauan Koran Purworejo, mulai Jum'at 10/1/2020 air sudah mengalir ke Selis irigasi Kedunggupit Wetan.
Dari keterangan Ngadiman , teknisi ahli sungai Probolo , bendung darurat tersebut diperkirakan bisa bertahan 3 th.
Sementara Camat Pituruh , mengatakan, " Mestinya bendung darurat tersebut butuh bronjong. Namun sampai hari ini tidak ada bantuan dari BBWS Serayu Opak.
" Namun BBWS merencanakan akan dimasukkan pada perubahan anggaran. Supaya ambrolnya bendung Kedunggupit Wetan dapat anggaran, imbuh Camat Yudhi.
Dari pengamatan Media, beberapa petani sudah menanami padi sawahnya dengan memonjo. Lalu diwuwur denga 5 sampai 7 bulir gabah. Seperti dilakukan Tumingan di sawah Widoro.
Ketika disinggung perihal para penambang pasir ilegal yang diduga jadi penyebab ambrolnya bendungan,
Yudhi menjelaskan pihak polisi sedang mengkaji . Serta ingin melakukan pembinaan persuasif kepada para penambang. Namun jika dalam kajiannya mengarah cukup bukti jadi penyebab ambrolnya bendungan. Maka polisi juga bakal melakukan tindakan, pungkasnya. ( MN)
Tidak ada komentar