Breaking News

Perlu Mengerti Sejarah, 27 Feb 1831 Dijadikan Hari Jadi Kabupaten Purworejo, Dianggap Lebih Faktual




PURWOREJO
(KORANPURWOREJO)  Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Purworejo dalam rangka Peringatan Hari Jadi ke 189 Kabupaten Purworejo Tahun 2020. Digelar Kamis (27/2/2020)
Advert's
Rapat diikuti Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, Wakil Bupati Yuli Hastuti SH, Ketua DPRD Dion Agasi Setiyabudi SIKom Msi, Forkopimda, Wakil Ketua dan seluruh Anggota DPRD, Pimpinan OPD/Instansi, BUMN/BUMD, mantan Anggota DPRD dan sejumlah tamu undangan.
Advert's
Dibacakan pula, sejarah singkat Kabupaten Purworejo oleh Asisten Adiminstrasi dan Kesra Sekda Purworejo, Drs Pram Prasetyo Achmad MM.
Hari Jadi Kabupaten Purworejo ditetapkan dengan Perda nomor 1 tahun 2019 yang menggantikan Perda nomor 9 tahun 1994. Dianggap lebih Faktual.

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Purworejo menggunakan momentum saat untuk pertama kalinya kata “Purworejo“. Diucapkan secara resmi, hal ini dikenal dengan pendekatan etimologis.
Sesuai catatan yang ada di dalam Babad Mataram, yang ditulis oleh Pangeran Diponegoro selama di pengasingan dan juga di dalam Babad Kedung Kebo, karya RAA Tjokronegoro. Kata “Purworejo“  pertama di sampaikan oleh RAA Tjokronegoro pada tanggal 27 Pebruari th 1831.
Advert,s

Saat itu bertepatan dengan bulan Romadlon, tanggal 14 Romadlon.
Setelah sholat tarawih dan tadarus Al Quran, dini hari (diatas jam 12 malam). Adipati Tjokrojoyo yang saat itu Bupati Brengkelan, menyampaikan perubahan “Brengkelan menjadi Purworejo.” Dan pada saat itu sekalian di umumkan bahwa beliau yang semula Kanjeng Raden Tumenggung Tjokrojoyo merubah nama diri menjadi Raden Adipati Arya (RAA) Tjokronegoro.

Ada 3 aspek yang bisa kita pahami terkait momentum 27 Pebruari 1831 :
1. Perubahan penyebutan untuk wilayah yang meliputi antara lain Tanggung, Brangkilen, Kedungkebu, Loano, Bragolan, Banyuurip yang semula bagian Kadipaten Brengkelan menjadi Purworejo.

2. Perubahan nama dimaksudkan agar di wilayah tersebut senantias mengawali untuk maju, unggul dalam berbagai bidang, menjadi masyarakat yang makmur  dan mulia. (Mulyo).

3. Penegasan jati diri dan sifat kemandirian dengan menanggalkan gelar dan nama pemberian sebelumnya, yaitu KRT Tjokrojoyo menjadi Raden Adipati Aryo Tjokronegoro.
Dengan penetapan 27 Pebruari 1831 sebagai hari jadi Purworejo, maka terpenuhi 3 aspek yang pada waktu waktu sebelumnya kesulitan untuk dipahami.

Pertama aspek logis :
Dengan usia Purworejo dikisaran 190 an, menjadi hal yang dipahami mudah diterima secara nalar. Beberapa kota pembanding seperti Yogya kini diusia 265, Surakarta kini 275, Wonosobo 193 Temanggung 186.

Kedua aspek Relevansi :
Penyampaian resmi pertama kali Kata Purworejo terucap merupakan momentum yang tingkat Keterkaitan dengan Purworejo kini adalah paling kuat, dibandingkan dengan berbagai peristiwa lain dari catatan sejarah perjalanan Kabupaten Purworejo.

Masyarakat awam akan dengan mudah memahami korelasi Purworejo dan momentum hari jadinya.
Ketiga aspek praksis/pragmatis :
Dengan Perda 1 tahun 2019 kita dengan mudah bisa mengetahui Para Bupati sejak awal kita eksis hingga saat sekarang, kita juga bisa menginventarisir secara time series berbagai kegiatan pembangunan strategi sejak tahun 1831 hingga sekarang.

Kita juga terus bisa menggunakan energi motivasi momentum tgl 27 Pebruari 1831 hingga kini, yaitu motivasi untuk memajukan dan memakmurkan, motivasi kemandirian, motivasi terus mengembangkan potensi  dll.
Ada beberapa hikmah dari tiga hal tersebut :
1. Bahwa Purworejo adalah kata yang menunjukkan wilayah dan juga harapan dan doa agar masyarakat berkembang menjadi unggul, makmur, rakyat yang sejahtera dan memiliki jiwa yang mulia, yaitu dengan tetap menjunjung tinggi nilai nilai religius dan budaya.

Oleh karena saat Membangun Masjid Jami’ di tuliskan di fondasi pilar utama (soko guru) kanan depan kalimat “Wal Ya Talaf tof “ yang artinya “Dan Berlaku Berlemah lembutlah” yg merupakan tengahnya Al Quran. Sifat lemah lembut merupakan indikator sifat jiwa yang mulia.
2. Momentum 27 Pebruari 1831 menegaskan pentingnya semangat kemandirian dan berpijak pada jati diri dan potensi yg ada untuk tidak bergantung pada lain dan tidak berkeluh kesah. Bupati Pertama segera  merencanakan pembangunan sungai Kedhung Putri dan dilaksanakan di tanggal 3 Mei 1832 bertepatan 1 Syawal, selama 1,5 th dan setiap hari melibatkan 5000 an orang. Di tahun 1832 juga di bangun alun alun Purworejo. Demikian pula pembangunan infrastruktur lainnya, antara lain pembuatan jalan purworejo Magelang, jalan yogya Banyumas, Dam Boro.
3. Peringatan Hari Jadi Purworejo menjadi momentum untuk membangkitkan kembali jiwa kemandirian, semangat membangun untuk lebih maju, semangat membangun kebersamaan penghormatan atas nilai nilai budaya, guna menuju wilayah dan masyarakat yang semakin mulia. Bahkan kita juga menjadikan momentum hari jadi sebagai gelora untuk kembali memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan, kita pahami bahwa di tahun tahun 1830 an adalah akhir dari Perang Jawa yang pasti menyisakan berbagai dampak yang tidak kecil.
Namun dengan perubahan nama, dengan semangat menciptakan hari esok yang lebih, maka berbagai pembangunan strategi saat itu bisa dilaksanakan dengan berhasil, mengabaikan perbedaan masa silam, menjaga kebersamaan demi terbangunnya masyarakat yang sejahtera, yang makmur dan yang semakin mulia.
Bupati Agus Bastian dalam sambutannya mengatakan, penetapan Hari Jadi Purworejo pada saat nama Brengkelan dikukuhkan menjadi nama Purworejo menjadi salah satu aset yang mampu memiliki nilai aspek historis dan filosofis, karena nama Purworejo dimaknai sebagai “Awal Kemakmuran”.

Pemaknaan Purworejo sebagai awal kemakmuran tentunya diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus melaksanakan pembangunan, untuk mewujudkan kemakmuran yang nyata bagi seluruh warga masyarakatnya.
Hari kelahiran daerah ini juga perlu disyukuri dengan menjadikannya sebagai sebuah inspirasi dan motivasi, untuk mengisi kembali setiap detik perjuangan kehidupan daerah ini dengan karya dan prestasi demi mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Purworejo, mari kita teguhkan komitmen kita, bersatu padu memberikan karya dan prestasi yang terbaik bagi Purworejo yang kita banggakan ini. Kita harus gelorakan semangat untuk bekerja keras membangun daerah tercinta ini, karena hanya bekerja keraslah kita dapat mewujudkan Purworejo Mulyo,” tandasnya.
(Sts)

Tidak ada komentar