Ndolalak Wonosobo, Digandrungi Di Purworejo
PURWOREJO ( KORANPURWOREJO) -- KESENIAN rakyat Purworejo "ndolalak' ternyata tidak hanya berkembang di Purworejo. Tetapi juga diadopsi warga Wonosobo. Utamanya desa Larangan Wadaslintang , Ngalian Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo.
Sampai sampai warga Purworejo sendiri juga jadi pengagumnya. Sebut saja kelompok seni ndolalak New Davira Arum. Sering ditanggap warga Pituruh Purworejo. Nimran ( 45) warga desa Somogede Pituruh baru baru ini mengundang Ndolalak tersebut. Untuk perhelatan hajatannya Minggu ( 23/6). Pengunjung diacara siang malam, pun sangat luar biasa.
Sebelumnya, warga Desa Kalikutes Pituruh juga pernah memboyong Grub yang berbeda dari kawasan Wonosobo juga. Ada apakah gerangan warga Purworejo jadi pecandu ndolalak wonosobo ?
Menurut Suprapto ( 61 th) warga Pituruh, kekhasan ndolalak ala wonosobo, gerakannya rancak dan berisi. "Setiap gerakanya selalu tepat , tepat sama. Tidak ada yang krantil. Tidak ada yang lembek lalu ketinggal gerakannya. Dan selebihnya lebih dinamis.
"Yang tidak kalah , yaitu sragamnya benar benar sama. Tidak belang mbonteng. Jika kuning kuning semua. Jika dominadi merah merah semua. Bahkan jika hijau ya hijau semua. Ungkapnya.
"Kalau di Purworejo, ketepatan geraknya seperti ndolalak Kaligesingan pimpinan Mbah Cipto, imbuh Suprapto.
Sementara menurut Istri Nimran, warga Somogede suka dengan ndolalak Wonosobo, karena cenderung membikin penonton terkesima. Karena draf pentasnya diatur oleh pimpinannya. Dan selalu aman.
Sementaraitu Agus Pramono, salah seorang seniman Purworejo mengatakan. Ndolalak memang kesenian milik Purworejo, tetapi tidak menutup kemungkinan siapapun bisa membuat grub ndolalak. Seperti kesenian lengger atau yang lain. Dimanapun, diluar Purworejo. Itu artinya ndolalak bakal berkembang di luar daerah.
"Justru, hal itu menggugah grub grub ndolalak Purworejo untuk berbenah. Utamanya kwalitas pertunjukannya. Gerakan tarinya, komposisi serta totalitas sajiannya. Ungkap Agus.
Ditambahkan oleh Agus " Di Purworejo, memang banyak grub ndolalak, tapi kalau di tanggap kadang sragam saja tidak bisa sama. Kecuali meteka, yang dari sanggar tentu akan lebih indah dan mempesona. Yang dari Sanggar pasti akan lebih berkualitas sajiannya. Pungkas Agus. ( Nang).
Tidak ada komentar