PUISI PUISI Kris Dwi Soekirman Purworejo
Rubrik Budaya digawangi Sumanang Tirtasujana
Kris Dwi Soekirman Purworejo.
Pertemuan Sederhana
Malam sangat dalam
senyap tanpa harap
Sebuah pertemuan tanpa hidangan
Tiada pajangan
Tanpa dandan
Menunduk malu seakan kelu
Sungguh sangat kerdil dihadapMU
Aku hanya butiran debu yang selalu menghiba
Tanpa luka apalagi saat terluka
Perih yang tertindih pun hilang tak berpamrih
Namun asa-asa itu bergelantungan di langit
Harus teraih ...
Kali ini berpamrih
Singkirkan segala penghadang agar jalan lurus tapak melangkah.
[8/2 17:01]
Bogowonto Purworejo
Bogowonto membelah Purworejo
Dari hulu hingga ke hilir bermuara di laut
Air tenang keruh coklat hampir penuh…
Entah berapa nyawa hanyut dalam arusmu
Bogowonto …
Bisa saja Purworejo tak berhujan
Namun kau meluap
Bahkan dengan tiba-tiba bisa melalap dengan kalap
Dasarmu indah bentukan stalagmite
Kau punya daya pesona
Bebatuanmu aneka warna menawan beraura
Bila kering Bogowonto…
Tempat ajang rekreasi
Berselfi di atas stalagmite yang terbentang putih
Segudang inspirasi bisa terkuak…
Kau bisa kisahkan bentukan stalagmite
Kau bisa jadikan eksperiment batu- batuan
Kau bisa melegendakan segerombolan ikan kecil yang tak pernah hilang di sela bebatuan.
Bisa kau mendeskripsikan panorama alami di tepi Bogowonto
Bahkan bisa saja kau buat eksposisi biar tidak terjadi abrasi
Sesekali kau bisa nikmati pandangan prajurit beraksi
Berlatih meningkatkan profesi menjaga negeri
Dengan gagah mereka memanggul senjata
Semangat tiada henti dalam longmart terus bernyanyi
Tegapmu melengkapi narasi ini
Sesekali beraksi dengan senjata api
Bogowonto luas panjang, garang dengan airmu yang menyerang
Gagah megah berwibawa dengan aneka pesonamu
Kau telah suguhkan ilmu, wisata, dan profesi
Bogowonto kau hanya membelah Purworejo
[8/2 17:01]
Awan Candrawarna
Senja membuncahkan awan candrawarna
Membias di laut lepas
Bagai dalam kelopak karang
Terlalu sempurna jika kumenganggap diri mutiara
Namun aku tengah berada dialam hamparan pasir putih
Di tepi samudera yang tenang
Seakan gelombang terhipnotis kemegahan senja yang penuh pesons
SenjaMu sangat sempurna
[8/2 17:02]
Menjelang Subuh
Menyambut subuh
Getar jiwa penuh aura sayup ayatMU mengalun
Walau tak tahu tafsir namun setiap huruf mampu desirkan dada
Kesemuan duniawi sesaat sirna
Terpaan alam suci tanpa polusi
Ruh alam masih sakral
Sungguh dari ubun-ubun hingga ujung kaki seakan ringan
Rentang doa-doa dasyat hingga menembus awan
Bagai kilat
hingga ke langit
[8/2 17:09]
Aku Dibuat Bisu
Malam membisukan
Dingin menambah menggigilkan
Seakan malam yang sempurna
Mengolah rasa dari dalam jiwa
Karena sudah tak mampu melukiskan dengan untaian kata
Duduk bersila sesekali ada suara benda aneh jatuh tanpa sebab
Sesekali pun binatang kecil tertawa
Biar mereka dalam dunianya
Malam semakin menghitam
Kerlip bintang samar tertutup kabut sisa hujan
Bulan enggan keluar
Ia memilih terpekur dalam diam dibalik lembaran langit
Aku dibuat bisu ...
Sujudku dalam kelu
Dalam hamparan sajadah kuketuk pintuMU kusibak jendelaMU
Biar semua terbuka
Biar jiwa yang dingin bisa berbalut hangatNYA sabdaMU
[8/2 17:10]
PENULIS
Kris Dwi Soekirman lahir di Kebumen. Aktif menulis cerpen dan puisi. Beberapa artikelnya berhasil dimuat di surat kabar. Baginya apa saja yang dilalui dalam hidup merupakan inspirasi yang menarik untuk dijadikan tulisan. ‘Hidup adalah ibadah, tulisan merupakan amal jariyah. Hingga kini, selain mengajar
Ia terus menulis***
Tidak ada komentar